PENDIDIKAN
A.Pendidikan
dasar
Dari
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pendidikan dasar adalah jenjang
pendidikan awal selama 9 (sembilan) tahun pertama masa sekolah anak-anak.
Pendidikan dasar menjadi dasar bagi
jenjang pendidikan menengah. Periode pendidikan dasar
ini adalah selama 6 tahun. Di akhir masa pendidikan dasar, para siswa diharuskan
mengikuti dan lulus dari Ujian Nasional (UN). Kelulusan UN menjadi
syarat untuk dapat melanjutkan pendidikannya ke tingkat selanjutnya (SMP/MTs).
Satuan
pendidikan penyelenggara
- Sekolah Dasar (SD)
- Madrasah Ibtidaiyah (MI)
- Program Paket A
- Sekolah Menengah Pertama (SMP)
- Madrasah Tsanawiyah (MTs)
- Program Paket B
- Pendidikan diniyah dasar dan menengah pertama
Lihat pula
B.SEJARAH PENDIDIKA DI INDONESIA
Dalam masyarakat Indonesia sebelum masuk
kebudayaan Hindu, pendidikan diberikan langsung oleh orang tua atau orang
tua-orang tua dari masyarakat setempat mengenai kehidupan spiritual moralnya
dan cara hidup untuk memenuhi perekonomian mereka. Masuknya dan meluasnya
kebudayaan asing yang dibawa ke Indonesia telah diserap oleh Bangsa Indonesia
melalui masyarakat pendidikannya. Lembaga Pendidikan itu telah menyampaikan
kebudayaan tertulis dan banyak unsur-unsur kebudayaan lainnya.
Sejarah pendidikan di Indonesia
dimulai pada zaman berkembangnya satu agama di Indonesia.
Kerajaan-kerajaan Hindu di Pulau Jawa, Bali dan Sumatera yang mulai pada
abad ke-4 sesudah masehi itulah tempat mula-mula ada pendidikan yang terdapat
di daerah-daerah itu. Dapat dikatakan, bahwa lembaga-lembaga pendidikan
dilahirkan oleh lembaga-lembaga agama dan mata pelajaran yang tertua
adalah pelajaran tentang agama. Tanda-tanda mengenai adanya kebudayaan dan
peradaban Hindu tertua ditemukan pada abad ke-5 di daerah Kutai (Kalimantan).
Namun demikian gambaran tentang pendidikan dan ilmu pengetahuan di Indonesia
didapatkan dari sumber-sumber Cina kurang lebih satu abad kemudian.
Ada 2 macam sistem pendidikan
dan pengajaran Islam di Indonesia :
Pendidikan
Di setiap desa di Pulau Jawa terdapat tempat beribadah dimana umat Islam dapat melakukan ibadanya sesuai dengan perintah agamanya. Tempat tersebut dikelola oleh seorang petugas yang disebut amil, modin atau lebai (di Sumatera). Petugas tersebut berfungsi ganda, disamping memberikan do’a pada waktu ada upacara keluarga atau desa, dapat pula berfungsi sebagai guru agama.
Di setiap desa di Pulau Jawa terdapat tempat beribadah dimana umat Islam dapat melakukan ibadanya sesuai dengan perintah agamanya. Tempat tersebut dikelola oleh seorang petugas yang disebut amil, modin atau lebai (di Sumatera). Petugas tersebut berfungsi ganda, disamping memberikan do’a pada waktu ada upacara keluarga atau desa, dapat pula berfungsi sebagai guru agama.
Pendidikan
Dimana murid-muridnya yang belajar diasramakan yang dinamakan pondok-pondok tersebut dibiayai oleh guru yang bersangkutan ataupun atas biaya bersama dari masyarakat pemeluk agama Islam. Pendidikan Pada Abad Ke Dua Puluh Jaman Pemerintahan Hindia Belanda Dan Pendudukan Di kalangan orang-orang Belanda timbul aliran-aliran untuk memberikan kepada pendudukan asli bagian dari keuntungan yang diperoleh orang Eropa (Belanda) selama mereka menguasai Indonesia. Aliran ini mempunyai pendapat bahwa kepada orang-orang Bumiputera harus diperkenalkan kebudayaan dan pengetahuan barat yang telah menjadikan Belanda bangsa yang besar. Aliran atau paham ini dikenal sebagai Politik Etis (Etische Politiek)
Dimana murid-muridnya yang belajar diasramakan yang dinamakan pondok-pondok tersebut dibiayai oleh guru yang bersangkutan ataupun atas biaya bersama dari masyarakat pemeluk agama Islam. Pendidikan Pada Abad Ke Dua Puluh Jaman Pemerintahan Hindia Belanda Dan Pendudukan Di kalangan orang-orang Belanda timbul aliran-aliran untuk memberikan kepada pendudukan asli bagian dari keuntungan yang diperoleh orang Eropa (Belanda) selama mereka menguasai Indonesia. Aliran ini mempunyai pendapat bahwa kepada orang-orang Bumiputera harus diperkenalkan kebudayaan dan pengetahuan barat yang telah menjadikan Belanda bangsa yang besar. Aliran atau paham ini dikenal sebagai Politik Etis (Etische Politiek)
Gagasan tersebut dicetuskan
semula olah Van Deventer pada tahun 1899 dengan mottonya “Hutang Kehormatan”
(de Eereschuld). Politik etis ini diarahkan untuk kepentingan penduduk
Bumiputera dengan cara memajukan penduduk asli secepat-cepatnya melalui
pendidikan secara Barat.
Dalam dua dasawarsa semenjak
tahun 1900 pemerintah Hindia Belanda banyak mendirikan sekolah-sekolah
berorientasi Barat. Berbeda dengan Snouck Hurgronje yang mendukung pemberian
pendidikan kepada golongan aristokrat Bumiputera, maka Van Deventer
menganjurkan pemberian pendidikan Barat kepada orang-orang golongan bawah.
Tokoh ini tidak secara tegas menyatakan bahwa orang dari golongan rakyat biasa
yang harus didahulukan tetapi menganjurkan supaya rakyat biasa tidak
terabaikan. Oleh karena itu banyak didirikan sekolah-sekolah desa yang
berbahasa pengantar bahasa daerah, disamping sekolah-sekolah yang berorientasi
dan berbahasa pengantar bahasa Belanda. Yang menjadi landasan dari
langkah-langkah dalam pendidikan di Hindia Belanda, maka pemerintah mendasarkan
kebijaksanaannya pada pokok-pokok pikiran sebagai berikut :
Pendidikan dan pengetahuan barat
diterapkan sebanyak mungkin bagi golongan penduduk Bumiputera untuk itu bahasa
Belanda diharapkan dapat menjadi bahasa pengantar di sekolah-sekolah
Pemberian pendidikan rendah bagi
golongan Bumiputera disesuaikan dengan kebutuhan mereka
Atas dasar itu maka corak dan
sistem pendidikan dan persekolahan di Hindia Belanda pada abad ke-20 dapat
ditempuh melalui 2 jalur tersebut. Di satu pihak melalui jalur pertama
diharapkan dapat terpenuhi kebutuhan akan unsur-unsur dari lapisan atas serta
tenaga didik bermutu tinggi bagi keperluan industri dan ekonomi dan di lain
pihak terpenuhi kebutuhan tenaga menengah dan rendah yang berpendidikan.
C. Penddkan Agama Islam
Syariat islam tidak akan dihayati
dan diamalkan orang kalau hanya diajarkan saja, tetapi harus dididik melalui
proses pendidikan nabi sesuai ajaran Islam dengan berbagai metode dan
pendekatan dari satu segi kita lihat bahwa pendidikan islam itu lebih banyak
ditujukan kepada perbaikan sikap mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan
baik bagi keperluan diri sendiri maupun orang lain. Dari segi lainnya,
pendidikan islam tidak bersifat teoritis saja, tetapi juga praktis. Ajaran
islam tidak memisahkan antara iman dan amal shaleh. Oleh karena itu, pendidikan
islam adalah sekaligus pendidikan iman dan pendidikan amal dan juga karena
ajaran islam berisi tentang ajaran sikap dan tingkah laku pribadi masyarakat
menuju kesejahteraan hidup perorangan dan bersama, maka pendidikan islam adalah
pendidikan individu dan pendidikan masyarakat. Semula yang bertugas mendidik
adalah para Nabi dan Rasul selanjutnya para ulama, dan cerdik pandailah sebagai
penerus tugas, dan kewajiban mereka (Drajat, 1992 : 25-28).
Pendidikan agama dapat didefenisikan sebagai upaya untuk mengaktualkan sifat-sifat kesempurnaan yang telah dianugerahkan oleh Allah Swt kepada manusia, upaya tersebut dilaksanakan tanpa pamrih apapun kecuali untuk semata-mata beribadah
Ahli lain juga menyebutkan bahwa pendidikan agama adalah sebagai proses penyampaian informasi dalam rangka pembentukan insan yang beriman dan bertakwa agar manusia menyadari kedudukannya, tugas dan fungsinya di dunia dengan selalu memelihara hubungannya dengan Allah, dirinya sendiri, masyarakat dan alam sekitarnya serta tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa (termasuk dirinya sendiri dan lingkungan hidupnya
Para
ahli pendidikan islam telah mencoba memformutasi pengertian pendidikan Islam,
di antara batasan yang sangat variatif tersebut adalah :
- Al-Syaibany mengemukakan bahwa pendidikan agama islam adalah proses mengubah tingkah laku individu peserta didik pada kehidupan pribadi, masyarakat dan alam sekitarnya. Proses tersebut dilakukan dengan cara pendidikan dan pengajaran sebagai sesuatu aktivitas asasi dan profesi di antara sekian banyak profesi asasi dalam masyarakat.
- Muhammad fadhil al-Jamaly mendefenisikan pendidikan Islam sebagai upaya pengembangan, mendorong serta mengajak peserta didik hidup lebih dinamis dengan berdasarkan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia. Dengan proses tersebut, diharapkan akan terbentuk pribadi peserta didik yang lebih sempurnah, baik yang berkaitan dengan potensi akal, perasaan maupun perbuatanya.
- Ahmad D. Marimba mengemukakan bahwa pendidikan islam adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama (insan kamil)
- Ahmad Tafsir mendefenisikan pendidikan islam sebagai bimbingan yang diberikan oleh seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam (Tafsir, 2005 : 45)
Dari batasan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah suatu sistem yang memungkinkan seseorang (peserta didik) agar dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan ideologis atau gaya pandang umat islam selama hidup di dunia.
Referensi:Pendidikandasar.http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_di_Indonesia.2012.tgl
diakses 2 november 2012.jam 16:45
Referensi:Sejarah pendidikan di
Indonesia. http://nesaci.com/sejarah-pendidikan-di-indonesia/fhttp://nesaci.com/sejarah-pendidikan-di-indonesia/2012.tgl
diakses 2 november 2012.jam 16:53
Referensi:Pendidikan agama
islam. http://www.sarjanaku.com/2011/09/pendidikan-agama-islam-pengertian.html.2012.tgl
diakses 2 november 2012.jam 16:58